Menilik Sejarah Dibalik Menara dan Masjid Al-Quds


    Dikenal sebagai Sunan Kudus, dengan nama asli Ja'far Shodiq atau juga dikenal dengan Raden Undung merupakan satu dari Wali Songo yang berdakwah di tanah Jawa. Beliau berdakwah di Kudus, atau yang saat itu bernama daerah Tajug. 

    Kudus memiliki beberapa julukan, diantaranya 'Kota Empat Negeri' dan 'Yerussalem Van Java'. Julukan ini tidak sembarangan disematkan pada kota Kudus, melainkan karena ada sejarah yang panjang di baliknya dengan Syekh Ja'far Shodiq sebagai salah satu pemeran utamanya. 

    Julukan-julukan tersebut tidak dibuat tanpa alasan, melainkan karena Syekh Ja'far Shodiq itu sendiri. 'Kota Empat Negeri' disematkan pada kota Kudus tidak lain adalah karena berdasarkan sejarahnya, Kudus di dominasi oleh masyarakat Jawa, China, Arab, dan bangsa kolonial seperti Prancis, Inggris, dan Belanda.

    Di Jepara sendiri ada sebuah mitos yang mengatakan bahwa menara Kudus berasal dari klaras atau daun pisang yang sudah tua dan kering. Namun, cerita ini sudah tidak banyak diperdengarkan karena masyarakat lebih tertarik dengan sejarah aslinya. 

    Maka dari itu, mari kita simak:

1. Kota Kudus dan Sejarah di Baliknya

    Sejarah kota Kudus tidak lepas dari peran Sunan Kudus itu sendiri. 

    Kala itu, datang seoramh ulama besar bernama Syekh Ja'far Shodiq bersama santrinya ke daerah Tajug (nama daerah sekitar Kudus kala itu) untuk berdakwah. Akan tetapi, tidak mudah untuk berdakwah di daerah yang sudah kental dengan ajaran agama dan tradisi yang sudah dianut warga secara turun-temurun. Beliau mencari cara agar bisa menyebarkan agama Islam dengan damai tanpa paksaan. 

     Salah satu strategi dakwah yang kini sudah mengakar pada masyarakat Kudus adalah adanya larangan menyembelih sapi. Syekh Ja'far Shodiq tahu bahwa masyarakat yang kala itu mayoritasnya menganut ajaran Hindu tidak diperkenankan- bahkan menganggap sap[i sebagai hewan yang mulia. maka dari itu, Syekh ja'far Shodiq membeli seekor sapi dan diletakkan di depan rumahnya, membuat masyarakat sekitar mengerubungi rumah beliau. Di saat itulah Syekh Ja'far Shodiq menyampaikan dakwahnya.

    Syekh Ja'far Shodiq menuturkan jika ada sebuah surat bernama surah Al-Baqarah yang berarti Sapi Betina. Tentu saja, masyarakat semakin penasaran dengan Islam, bagaimana ada surah yang menurut mereka mengagungkan hewan yang sama yang mereka agungkan. 

    Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang tertarik dan menjadi mualaf. Kemudian semakin banyak pula  masyarakat yang memperdalam agama Islam. Karena semakin banyak orang yang belajar Islam dan paham akan ajarannya, semakin banyak pula yang memiliki kesadaran diri untuk melaksanakan rukun Islam yaitu ibadah haji.

    Dengan keahlian dan Ilmu agama yang menonjol daripada orang lain, Syekh ja'far Shodiq pun ditunjuk sebagai pemimpin jamaah haji sehingga beliau  dijuluki Amirul Hajj atau orang yang menguasai urusan ibadah dan jamaah haji.

    Selain memimpin jamaah haji, Syekh Ja'far Shodiq juga sempat bertempat tinggal di Baitul Maqdis, Palestina, untuk memperdalam ilmu agama. Kala itu,  terjadi wabah di Palestina yang membunuh banyak orang di sana. Syekh Ja'far Shodiq mampu mengatasi wabah itu sehingga Amir di sana memberikan hadiah berupa ijazah penguasaan suatu wilayah di Palestina. Ijazah tersebut ditulis di batu dengan tulisan Arab kuno yang saat ini diletakkan di atas mihrab masjid menara Kudus.

2. Asal-usul Nama 'Kudus'

    Sekh Ja'far Shodiq memohon pada Amir Pakestina sekaligus gurunya untuk memindahkan wewenang tersebut ke tanah Jawa dan sang Amir menyetujuinya. Kembalilah Syekh Ja'far Shodiq ke tanah Jawa dan mendirikan masjid yang diberi nama Al-Manaar atau masjid Al-Aqsho, meniru nama masjid di Yerussalem yaitu Masjidil Aqsho. Kota Yerussalem disebut juga Baitul Maqdis atau Al-Quds. Dari nama Al-Quds berkembanglah menjadi Kudus yang menjadi nama daerah tersebut sekarang.

    Sebelumnya mungkin bernama Loaram, dan nama ini masih dipakai sebagai nama Desa Loaram sampai sekarang. Masjid yang dibangun Sunan Kudus tersebut dikenal dengan nama Masjid Menara di Kauman kulon. hal ini bukan tanpa alasan. Sejak Sunan Kudus bertempat tinggal di daerah tersebut banyak kaum muslimin yang tinggal di sekitarnya semaki bertambah. Sehiungga nama daerah tersebut diberi nama Kauman, yang berarti tempat tinggal kaum Muslimin. 

    Kota Kudus yang masyarakatnya terdiri dari beberapa etnis memiliki toleransi yang kuat. Hal ini serupa dengan apa yang terjadi di Palestina sehingga kota Kudus dijuluki 'Yerussalem van Java'.


Wallahu A’lam bisshowab

Posting Komentar

0 Komentar