KH. Raden Asnawi dikenal sebagai salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Beliau merupakan seorang aktivis dan penggerak NU pada masanya.
Beliau lahir di Damaran, Kudus, pada 1281 H / 1861 M. KH. Raden Asnawi masih menjadi keturunan dari Sunan Kudus sekaligus Kyai Ahmad Mutamakkin Kajen, Pati. KH. Raden Asnawi merupakan putra dari H. Abdullah Husnin dan R. Sarbinah.
Dalam perjalanannya mencari ilmu, orang tuanya adalah guru pertamanya. Beliau pernah mengaji di Jepara, tepatnya di Mayong, kepada KH. Irsyad Naib. Selain itu, beliau juga diketahui berguru pada beberapa ulama Nusantara. Diantaranya KH. Sholeh Darat (Semarang), KH. Mahfud Termasi (Termas), dan juga Syekh Nawawi Al-Bantani.
Beliau juga menimba ilmu di Tanah Suci Makkah, kemudian menikahi Nyai Hamdanah, janda dari Syekh Nawawi Al Bantani atas wasiat Syekh Nawawi al-Bantani sendiri.
Ketika pulang ke Tanah Air, beliau mendirikan sebuah madrasah di kawasan Menara Kudus. Namanya adalah Madrasah Qudsiyyah yang masih menjadi salah satu madrasah favorit di Kudus hingga saat ini.
Selain sebagai aktivis dan pendiri NU, KH. Raden Asnawi juga memiliki jasanya pada Indonesia. Salah satu yang paling terkenal adalah syiir Asnawiyah, yang masih sering dilantunkan oleh masyarakat hingga saat ini. Dalam beberapa versi cerita, diketahui pada awal masa kemerdekaan, Ir. Soekarno pernah menemui KH. Raden Asnawi untuk mendoakan Indonesia. Namun, ini hanyalah satu dari banyak cerita yang tersebar di masyarakat yang belum diketahui kebenarannya.
Perjuangan KH. Raden Asnawi sebagai tokoh pendiri NU dan juga tokoh perjuangan Indonesia sudah terkenal di kalangan masyarakat Kudus dan sekitarnya. KH. Raden Asnawi wafat pada 25 Jumadil Akhir 1378 H / 26 Desember 1959 pada usia 96 tahun.
KH. Raden Asnawi dimakamkan di belakang mihrab Masjid Al-Aqsho Menara Kudus, tepat di sebelah makam istrinya, Nyai Hamdanah. Para peziarah makam Sunan Kudus biasa mengunjungi makam pasutri ini usai berziarah ke makam Sunan Kudus sebagai bagian dari tawassul jodoh.
Wallahu a'lam bisshowab.
0 Komentar